***
Becky
Brandon (d.h Bloomwood) pindah ke Hollywood! Becky bersama Minnie
menyusul Luke, yang kini menangani kehumasan artis terkenal, Sage
Seymour. Tentu saja Becky tak sabar ingin segera memulai gaya hidup
ala Hollywood, lengkap dengan selebriti, retret yoga, serta sesi
belanja di Rodeo Drive. Tapi, yang sebenarnya ingin dia lakukan
adalah menjadi penata gaya Sage Seymour—sayang sekali Luke tidak
mau memperkenalkan mereka.
Upaya
Becky untuk meraih cita-citanya tidak selalu mulus. Selain itu,
muncul masalah baru dari ayahnya yang mendadak terbang ke L.A. untuk
suatu urusan rahasia. Tapi, tahu-tahu saja, Becky ditawari kesempatan
mendandani Sage untuk suatu acara. Walaupun keadaan sedang
kacau-balau, ini durian runtuh!
Karpet
merah, pemutaran perdana, paparazzi... Masa depan gemerlap membentang
di hadapannya. Tapi benarkah hanya itu yang Becky dambakan?
***
Khas
Luke. Pertama, etika kerja, sekarang gaya
hidup sehat di ruang terbuka? Dia omong apa
sih? Aku tidak datang ke LA demi “gaya hidup sehat di ruang
terbuka”, aku datang untuk “gaya hidup seleb, kacamata hitam
besar, dan karpet merah” (Becky, hal. 64).
Mencapai
obsesi tidak selamanya mulus. Ada yang mendukung, ada yang tidak.
Termasuk ketika Becky memiliki impian setinggi langit menjadi seorang
penata gaya di Hollywod. Suaminya, Luke, keberatan dengan ide
tersebut. Karena menurut Luke, mereka tidak akan menetap di Hollywod untuk
selamanya.
Namun
bukan Becky namanya kalau menyerah begitu saja. Ia bahkan nekad
membelikan pakaian dan tas untuk artis Sage Seymour, klien Luke. Ya.
Becky bilang kalau berbelanja untuk Sage adalah sebuah investasi.
Saya terkikik membaca bagian ini. Pemikiran si Becky memang nyentrik.
Pada
seri Shopaholic pertama saya sebal setengah mati sama tokoh
antagonis, Alicia. Dia itu seperti serigala berbulu domba. Di buku
ini dia kembali muncul. Di sini Sophie Kinsella belum menceritakan gamblang
sih, apakah Alicia semenjengkelkan dulu. Tapi membaca gelagatnya yang
sok manis, kelihatan sekali kalau dia menyimpan rencana berbahaya.
Satu
hal yang membuat saya terperangah adalah ketika Lois Kellerton dan
Sage Seymour ternyata bersahabat. Padahal masyarakat sejagat tahunya
mereka berseteru. Dan perseteruan keduanya sengaja diblow up demi
kepentingan ketenaran. Nah lho?
Saya jadi berpikir, jangan-jangan
pertengkaran artis yang heboh di media sebetulnya juga setting-an?
Artis kan pintar berakting?
Di
buku ini, nasib Becky lumayan gawat. Suze, sahabatnya, mulai menjauh
dan memusuhi Becky. Suze jengkel sama Becky yang terlalu mengejar
obsesi sampai tega sedikit mengabaikan Suze.
Suze butuh perhatian. Sebab tahu-tahu suami Suze
lenyap. Suze jadi sinis sama Becky dan dia malah lengket dengan Alicia.
Oh, God. Saya jadi
bisa membayangkan betapa jleb-nya
Becky. Belum lagi ayah Becky yang jauh-jauh datang ke LA, lenyap
pula tanpa alasan. Dicari kemana-mana tidak ada. Belum selesai masalah
tersebut, Luke juga tidak setuju Becky akrab dengan artis terkenal, Sage Seymour.
Bahkan Luke memilih terbang ke New York dan meninggalkan Becky.
Lantas
bagaimanakah nasib Becky? Apakah dia tetap mengejar impiannya?
Akankah tercapai? Apakah dia akan tetap bersahabat dengan Sage?
Saya
suka sama novel ini, sama seperti buku Sophie Kinsella lainnya. Lucu
dan unik. Saya suka dengan gaya bahasanya yang lugas dan tidak
membuat dahi berkerut. Ceritanya ringan namun kompleks dan mirip
dengan dunia nyata. Bukankah dalam kehidupan sehari-hari kita sering
berkonflik dengan orang-orang terdekat? Saya bisa merasakan kehampaan
Becky ketika ditinggalkan sendirian. Karena saya pernah mengalami. Bagaimanapun bersama-sama lebih baik daripada sendirian.
Membaca
buku ini juga membuat saya lagi-lagi berpikir mengenai
kehidupan artis. Jadi merenung. Ada juga ya, artis yang rela
melakukan hal memalukan demi bisa terekspos? Demi jadi ngetop? Seperti kasus Sage yang
benang gaunnya mendadak lepas semua. Ya, dia melakukannya dengan
“sengaja”.
Selain
jengkel sama Alicia, saya juga agak sebal terhadap Suze. Agak sih,
bukan jengkel sungguhan. Karena dia malah menyalahkan Becky setelah
suaminya raib secara tiba-tiba. Nah, kan yang memutuskan dia terbang
ke LA bukan Becky? Kenapa juga harus uring-uringan terhadap
Becky. Meski begitu saya bisa mengerti juga sih perasaan Suze.
Saat suaminya tak tahu ada di mana, saat dia butuh tempat bercerita,
Becky malah memilih berakrab-akrab ria dengan artis Hollywood. Para
artis yang baru dikenal.
Buku ini tergolong tebal, yakni sekitar 496 halaman, namun bukan
berarti masalah yang menimpa Becky usai. Ayah Becky dan suami Suze
masih belum ketemu. Sepertinya buku Shopaholic berikutnya akan
menceritakan petualangan Becky mencari sang ayah. Becky
goes to Las Vegas.
Yang
saya penasaran adalah, apa benar, ada keterlibatan Alicia atas
hilangnya ayah Becky dan Tarkie? Apakah Becky yang modis merasa
kerepotan berpetualang mencari sang ayah? Hmm, semoga buku berikutnya
segera dirilis. Sudah tak sabar ingin baca :)
Judul :
Si Gila Belanja ke Hollywod (Shopaholic to The Stars)
Penulis :
Sophie Kinsella
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Terbit :
2015
Harga :
Rp. 88.000,-
Tebal :
496 halaman
Ukuran :
13,5 x 20 cm
Cover :
Softcover
ISBN :
978-602-03-01574-4