Tuesday, 24 February 2015

MENGELUH

Kemarin-kemarin aku bete. Betenya karena hal sepele, sangat sepele, sesepele upil yang kecil mungil. Iya ciyus. Asal muasal kebetean itu dipicu oleh orang-orang yang mengeluh. 

Astaga, beneran deh. Keluhan itu sama dengan melontarkan energi negatif ke orang lain. Jangan keburu sensi bagi yang baca. Mengeluh beda sama curhat. Kalo curhat, dikasih solusi mau. Kalo curhat sama dengan menceritakan masalah dengan tujuan, bebannya lebih ringan. Berbagi lah istilahnya. Nanti nanti, si pencurhat berubah menjadi manusia yang ceria seperti abis dapat undian.

Beda 180 derajat sama tukang ngeluh.

Tauk deh. Mungkin aku capek. Mungkin mentalku nggak siap. Mungkin aku pinginnya menikmati alam Indonesia nan indah ternyata terpolusi oleh deretan keluhan.

Keluhannya sih simple. "Suamiku nggak bisa ngertiin aku." Kata si, sebut saja Z.

Masalahnya, keluhan yang sama itu udah aku dengar bertahun-tahun yang lalu sejak mereka belum nikah. Sejak aku masih unyu, masih sekulah. Coba gimana nggak bosen gendang telingaku menangkap kata-kata itu?

Apakah suaminya memang semenjengkelkan itu? Ngggaaaaak. Suaminya bukan Voldemort. Baiiik banget. Cuma ya, namanya manusia ada sesi-sesi nyebelinnya juga. Tapi overall suaminya anak baik-baik. Nggak mabuk, nggak main cewek, nggak kelayapan berhari-hari sampe nggak pulang. 

Si Z ini nih yang kebanyakan nuntut. Dulu nangis bombay pingin punya rumah sendiri, pingin jauh dari mertua yang katanya cerewet. Lha emang dunia sihir, bim salabim, dalam semalam rumah megah langsung jadi? Ya ada prosesnya doooong. Ngumpulin duit dulu doooong. 

Trus udah punya rumah sendiri, pingin ini itu. Sedereeeet keinginannya. Pingin anaknya bim salabim sholeh semua sementara dia ongkang-ongkang nonton tivi. Ngimpi a????

Beneran deh, aku bete. Pingin ta jejelin daun mulut si Z tuh. Capek rek dengerin orang lain ngeluh. Apalagi di belakangku si Z ini juga suka nyritain diriku. Coba, apa nggak kurang ajar dia?

Tapi beteku cuma sebentar hohoho. Beres ngeluh, beres deh betenya. Terserah perkara si Z mau ngegosipin aku. Toh nggak ngaruh sama aku. Nggak ada yang berkurang dari aku. Nggak lantas bikin pipiku cuil gitu, nggak. 

Lha, udah nggak bete, ngapain ngeblog? Biar yang baca blog ini ngeh, betapa kata "mengeluh" itu efeknya errrrrr. Bikin orang lain terkadang ingin mangkir.

Udah, gitu aja :P>

Thursday, 19 February 2015

MERASAKAN SURGA INDONESIA DI KAMPUNG SAMPIREUN

“Not all those who wander are lost.” (J.R.R. Tolkien, The Fellowship of the Ring)


Saya adalah tipe cewek penakut jika pergi ke tempat asing sendirian. Percaya atau nggak, dari bayi sampe dewasa begini, saya cuma sekali mbolang sendirian ke luar kota. Maksud saya kota yang benar-benar asing. Yakni ke Lembang, Bandung. Catet, cuma sekali! Itu pun nggak totally sendirian. Cuma perjalanan dari kota Malang aja yang sendiri, naik kereta api. Kenapa nggak naik pesawat? Padahal tiket pesawat, taksi, dibayarin. Jawabannya adalah: TAKUT! Itu pun saya terpaksa meneguhkan hati berangkat sendiri karena ada workshop menulis cerita anak yang “wajib” saya hadiri. Di Lembang, saya ketemu dong sama teman-teman sesama penulis. Rame lagi dong hehe. 

Pas mau berangkat, saya agak berdebar-debar :P. Maklum anak Mama. Agak takut juga 16 jam sendirian di kereta. Takut tersesat. Takut ada apa-apa. Ternyata? Alhamdulillah, kekhawatiran itu raib. Ternyata berada di tempat asing asik juga. Serasa berada di dunia lain.

Tapi... Sepulang dari Lembang bulan Januari kemarin, kok saya belum puas ya. Saya ingin ke Bandung lagi tapi bukan ke Lembang. Melalui "Lomba Blog Pegipegi" ini, saya ingin mengafirmasi keinginan saya, siapa tahu bisa terwujud. Saya ingin ke Garut.Terserah deh mau naik pesawat atau kereta api. Akan coba saya beranikan kalau memang "wajib" naik pesawat jurusan Malang-Bandung. Nanti saya akan pesan tiket pesawat di http://pegipegi.com/. Pokoknya saya ingin menikmati keindahan Kampung Sampireun.

Foto diambil dari: http://the-wonderful-of-indonesian.blogspot.com/


Kenapa sih harus Kampung Sampireun?

Ceritanya begini. 
Dulu sekali, saya pernah melihat tayangan mengenai Kampung Sampireun di televisi. Dan tayangan tersebut berhasil menghipnotis saya, merasuk ke dalam jiwa saya, hingga saat ini. Saya ingat betul waktu itu, Bapak saya pun sampai terpesona. 

Awalnya saya pikir Kampung Sampireun adalah nama kampung beneran. Eh, ternyata salah. Kampung Sampireun adalah hotel resort yang desainnya dibuat seperti kampung khas Sunda. Asyik gitu lho, karena berada di atas danau. 

Kampung Sampireun terletak di Kabupaten Garut, lebih tepatnya di Kampung Ciparay, desa Sukakarya. Konon luas Kampung Sampireun adalah 5.5 hektar, sementara luas danaunya sendiri sekitar 1.5 hektar. Sst, danaunya berasal dari tujuh mata air lho. Tempat ini posisinya 1000 meter di atas permukaan laut, jadi hawanya dingiin dan sejuk. Ah, saya membayangkan kalau pagi-pagi kabut menyelimuti tempat ini, terus kalau saya bicara, mulut saya beruap. Fantastis sekali.

Kampung Sampireun memiliki 22 bungalow yang berada di sisi danau. Jadi kalau kemana-mana naik danau yang ada tutupnya tuh, ala-ala pengantin baru. Yang saya takjub sekali dengan suasana kampungnya sepertinya beneran terasa. Dikelilingi pepohonan, bungalow-bungalownya terbuat dari bambu dan kayu. Seperti desa ala-ala zaman dulu. 

Foto diambil dari: http://travelasumbokmu.blogspot.com/


Saya membayangkan di pagi hari yang berkabut, saya naik perahu, menikmati warna hijau di mana-mana, menghirup udara ekstra segar, sambil memberi makan ikan-ikan gemuk beraneka warna. 

Foto diambil dari: http://olasolahudin.blogspot.com/

Saking kagumnya saya sama tayangan Kampung Sampireun, saya sampai membandingkan dengan desa The Hobbit. Bagus mana? The Shire emang unik, bagus, beneran ala negeri dongeng. Tapi Kampung Sampireun, sangat sangat alami, budaya Indonesianya kental, dan juga nggak kalah menakjubkan. 

Saya berkali-kali (mungkin seribu kali lebih ya), bilang pada sahabat saya. Saya ingin ke Kampung Sampireun. Saya ingin merasakan sensasi malam yang senyap kecuali ditemani suara hewan malam. Saya ingin duduk di depan bungalow memperhatikan indahnya pantulan air danau yang terkena cahaya bulan. Saya ingin berada di tempat romantis yang cuma dikelilingi oleh banyak sekali lilin. Saya ingin merasakan ketenangan yang membuat saya damai dan lupa pada rutinitas sehari-hari.

Foto diambil dari: http://the-wonderful-of-indonesian.blogspot.com/


Selama ini rute saya adalah Lumajang (mudik ke kota kelahiran), dan Malang (tempat kuliah dan bekerja). Saya ingin merasakan sesuatu yang berbeda. Dan hati saya, begitu keukeuhnya kepingin ke Kampung Sampireun.

Foto diambil dari: http://olasolahudin.blogspot.com/


Terlebih saya juga ingin mengganyang kuliner ala Sunda. Masakan Sunda di sini kurang booming. Mungkin kurang cocok dengan lidah orang Malang. Sementara saya penasaran abis dengan segala hal yang berbau kuliner khas Sunda. Kenapa? Karena sahabat saya orang Bandung, yang dengan lebaynya nggak pernah bosan menceritakan kuliner khas Sunda yang lezat. Jahat dia itu. Kalau cerita makanan khas Sunda, detail bukan main. Saya yang mendengar kan jadi ngiler.

Rencana saya jika memang blog saya terpilih sebagai pemenang (Aamiin), saya akan bersepeda menyusuri hutan dan gunung sekitar. Oh, saya suka bersepeda. Saya suka olahraga. Bayangkan, kalo bersepeda di kota besar, naiknya saya ini sepeda statis. Kalau ke Kampung Sampireun, naik sepeda beneran, sambil menghirup udara yang bersih dari polusi. Menikmati hijaunya hutan pinus dan hutan bambu. Huaaaah! Surga Indonesia! Nanti kalau lapar tinggal balik ke bungalow, katanya ada penjaja makanan khas Sunda yang naik sampan. Aduh duh, asik banget kan? Khas Indonesia sekaleee. Pingin sekalian shooting film pribadi hihihi.

Menurut artikel yang saya baca, Kampung Sampireun suka penuh. Harapan saya, semoga semoga semoga ada yang mengikuti jejak Kampung Sampireun. Yang khas daerah masing-masing. Jika kita begitu takjub dengan desa-desa di luar negeri, hello di negeri sendiri juga ada lho yang nggak kalah seru. Nggak kalah indah. Nggak kalah asik. Kulinernya nggak kalah lezat.

Pokoknya saya kepingin ke Kampung Sampireun (afirmasi sekali lagi). Saya terkagum-kagum dengan penataannya yang unik dan hebat. Saya yakin sepulang dari sana saya bukan sekadar terkesan dengan pemandangannya yang indah. 

Tapi juga:
1. Penataan lokasi yang beneran mirip kampung.
2. Keunikan service yang diberikan yakni menjajakan makanan Sunda melalui perahu.
3.  Makanan khas Sunda yang terkenal sehat dan kaya sayuran. Siapa tahu nanti bisa saya Googling resepnya. Bisa saya tiru.
4. Pastinya sedikit banyak saya jadi tahu bahasa Sunda berikut budayanya. Saya berharap ada sesuatu baik itu seni maupun budaya, yang bisa saya temukan, yang bisa mengupgrade pengetahuan saya tentang budaya Indonesia.

Semoga keinginan saya terkabul. Aamiin 3x.


REFERENSI:
- http://the-wonderful-of-indonesian.blogspot.com/
-  http://travelasumbokmu.blogspot.com/
-  http://olasolahudin.blogspot.com/

Tulisan  ini diikutkan dalam Lomba Blog Pegipegi.

Lomba BLOG-2

Wednesday, 4 February 2015

PENGALAMAN IKUT WORKSHOP ROOM TO READ/PROVISI DI LEMBANG, BANDUNG

Hari ini aku rada lemot. Selama, berapa ya, 3 harian mungkin, nggak ngutak-ngatik draft novel. Hasilnya: rada blank.

Biar nggak blank, aku tetep nulis. Salah satunya nulis di blog. Tapi, apakah yang akan aku tulis?

Enaknya cerita tentang workshop yang diadakan sama Room to Read/Provisi aja ya. Daripada aku nulis tentang keluhan karena blank. Khawatirnya merembet kemana-mana.

Nah. Aku ikut workshop sebagai tim dari Penerbit Kanisius, barengan sama Mbak Watiek Ideo. Tapi berangkatnya nggak bareng. Aku pilih naik kereta api Malabar Malang-Bandung. Kok nggak pesawat aja? Kan dibayarin juga? Jawabannya satu. TAKUT! 

Berawal dari kata "takut" aku mulai melebih-lebihkan keunggulan naik kereta api. Di antaranya adalah, aku bisa melewati beberapa kota. Mengenali berbagai macam stasiun. Ngg, emang penting? Kan cuma lewat? Yaaa, kan aku cuma melebih-lebihkaaan :P

Aku berangkat minggu siang. Tiba di Bandung senin pagi. Workshop dilaksanakan di SanGria Resort & Spa, Lembang. Sebuah tempat yang dikelilingi bukit dan hutan. Asik? Banget! Karena aku arek ndeso yang suka melihat pepohonan.

Trus jam 8 aku ngapain? Kan belum check in? Acara juga dimulai selasa.
Apalagi yang kulakukan kalo bukan jalan-jalan. Aku tanya sama security, tempat wisata terdekat. Pilihanku jatuh ke Floating Market.

Kesan pertama melihat Floating Market adalah: Wow! Bagus, seger, rileks. Sekali lagi, mungkin karena aku anak desa. Jadi melihat tumbuhan dan telaga buatan serasa spesial banget buatku. Seperti kembali ke desa. Bagi orang lain mungkin "halah cuma gitu aja". Bagiku bukan cuma "halah bla bla bla". Bagiku terasa spesial. Apalagi pas melihat kabut turun. Huuu, serasa berada di tempat terpencil yang kemudian bakal muncul naga menyerang desa. *ngayal*

Di sana aku jajan sampe abis 100 ribuan. Mumpung. Sejak dulu aku penasaran icip-icip cemilan khas Bandung. Sampe kekenyangan dan ngantuk hihihi. Akhirnya aku kembali ke hotel setelah hujan reda. Kalo gak hujan, pasti aku udah nyampe Tangkuban Perahu. Mumpung :P

Di hotel, kamarku berbatasan sama pepohonan. Jadi dari teras bisa liat bukit dan pohon-pohon. Betah? Banget!
Trus aku ketemu ama Mbak Bebi, Mbak Dewi Rieka, dan para tim Provisi. Yang shock adalah waktu ketemu Bu Riama Maslan. Pas salaman, aku nyebut nama. Beliau langsung bilang, "Widya Ross?" Ekspresi kaget. Akunya santai aja sambil ngangguk. Akhirnya kami cipika-cipiki dengan heboh. Sebab Bu Riama ini sebelumnya pesen buku "Dongeng Misterius Dari Lima Benua" dua seri sekaligus. 

Oke, hari pertama pra-workshop aku skip aja biar nggak kepanjangan ya.

DAY 1
Nah, hari pertama aku semeja sama Mbak Dian, Mbak Watiek, Mbak Veronica. Orang Jawa semua jadi ngomongnya yo jowoan haha.
Mentor yang paling banyak ngajar di workshop berasal dari Filipina yaitu Al. Pakek bahasa enggres kalo ngajar. 
Hari pertama aku masih malu-malu. Aku yang biasanya kritis, banyak tanya, suka mengutarakan pendapat, mendadak jadi kayak kura-kura. Hari pertama ini, kami dikenalkan pada TEMA DAN TOPIK *mulai serius*

Jadi kalo mau nulis cerita anak buat early reader (menurutku untuk semua tulisan sih), kita harus tahu bener, temanya apa. Biar nggak tersesat. Biar nggak muter-muter. Jadi, apa itu tema? Apa itu topik?

Sederhananya, tema adalah apa yang ingin kita sampaikan ke pembaca. Jika kita bikin cerita tentang anak yang mulanya benci sayur , maka temanya adalah: Sayur bisa membuat badan sehat.
Eh, contohnya kurang nendang ya? Tapi kurang lebih begitu deh.

Sementara, topik simplenya adalah, isi cerita. Kalo berdasarkan contoh di atas, maka topiknya adalah: nutrisi.

Selain tema dan topik, mentor juga menjelaskan mengenai Picture Book dan target pembaca. Ada pembagian ya antar level. Kalo early reader terdiri dari berapa kata, berapa kalimat. Dijelaskan oleh Pak Benny dan Bu Riama.

Kemudian Al menjelaskan mengenai karakter. Karakter ini ditekankan berkali-kali. Jadi kalau ingin membuat cerita yang bagus, buatlah karakter yang kuat dulu. Karakter cerita juga harus memiliki tujuan.

Mendengar Al memaparkan perihal karakter, otakku jadi melenting pada Sophie Kinsella, Jonathan Stroud, JK Rowling, dll. Bukankah mereka juga memulai dengan karakter? Lihat saja. Betapa melekatnya sosok Becky, Bartimaeus dan Harry? Aku jadi ingat draft novelku yang sudah tiba di halaman 104 dan terpaksa kustop dulu. Karakternya, kuatkah? *uhuk* Belum.

Sebagai pe er, Al menugasi kami membuat cerita yang dimulai dari karakter yang kuat. Ciri karakter yang kuat adalah: tokohnya nggak bisa diganti oleh tokoh lain.

Mungkin karena kenyang, mungkin karena lelah dan dingin, otakku mampet. Aku yang biasanya nemu ide semudah minum air (cieeeee), jadi suuuuliiiit. Di kepala ini terpatri kalau nulis pic book itu susah, pertama. Kedua, karena jarang baca pic book, jadinya blank.

Alhasil sampe jam 11 malem aku dan Mbak Watiek melek. Akhirnya aku nyerah. Aku nggak terbiasa bikin cerita malem-malem pula. Aku yakin, besok paginya, semua beres. Keyakinan yang tanpa alasan. Aku pun tidur.

Apakah pagi-pagi aku dapat ide? Horeeee! Dapat :D. Unik tokohnya, tapi jalan ceritanya nggak segila aku biasanya. Karena takut nggak cocok buat early reader. Padahal sebenernya kalo aku berani sih, bisa aja.

DAY 2
Hari kedua kami seperti bertanding di ajang Indonesian Idol. Peserta mempresentasikan cerita masing-masing, terus dikomentari. Aku duduk di depan, dekatnya Al. 

Tiba giliranku, aku nervous bukan main. Jadi merasa nggak pede. Huaaa, tokohku cuma.... Ah, nggak mau disebut. Kan belum selesai prosesnya hihihi. Tokohku kurang motivasi. Jadi dapat tambahan ilmu, setiap karakter yang kita ciptakan, harus punya motivasi. Semisal, Balon benci sekali terbang tinggi. Harus ada alasan kenapa Balon benci terbang tinggi. Begitulah simplenya.

Presentasi ini memakan waktu nyaris seharian. Aku berkali-kali ditanya Al, "Are you still awake?" atau "Are you sleepy, right?" Wkwkwk. Mungkin kentara banget kalo ngantuk.

Dan menjelang selesai, kami diberi tugas untuk merevisi cerita pertama dan membuat outline cerita kedua.

Hari kedua lumayan menyita pikiran. Aku dan Mbak Watiek tidur jam setengah 12. Bukan ngerjain. Tapi nonton instagramnya Syahrini hahahaha. Udah capek nih otak. Butuh hiburan. Tak lupa sebelum tidur aku meyakinkan diri sendiri. Besok pagi, semua beres. Termasuk outline cerita kedua. Apakah selesai pagi-pagi? Iya, syukurlah. Pagi emang jamku nulis. Pagi masih gelap tuh. 

DAY 3

Seperti day 2, cerita para peserta dikomentari tapi demi menyingkat waktu, yang komen adalah para editor.
Pas giliranku, aku rada malu. Karena ceritaku yaaa gitu deh. 
Mengomentari cerita memakan waktu nyaris seharian pula.
Aku beneran lelah (tanpa bermaksud ngeluh), karena kurang tidur. Badan rada meriang. Fokus mulai berkurang.
Serius nih. Jadi mulai kabur apa itu tema apa itu topik. Bahkan aku nanya ke Mbak Watiek, "Matahari tuh terbit dari mana?" 
Ya ampun! Mendadak oon ya hahahaha.
Meskipun jadi lola alias loading lama, tapi makan tetep jos. Alhasil selama seminggu di Lembang aku makin chubby dan montok. Bubay dieeet :P

Pe er berikutnya adalah memecah naskah.

DAY 4
Di Day 4 ini, tabletku error. Wifi di sana error jadi pengaruh sama loading di tablet. Suka macet-macet tanpa sebab.
Aku telat menyerahkan breakdown naskah. Sudah telat, keliru pula. Hadeehhh.
Di day 4 udah mulai ceria. Sorenya kita foto-foto berbagai pose. Trus jalan-jalan ke Tahu Lembang. Jajan lagi jajan lagi. 

Day 5
Waktunya check out. Aku check out setelah melakukan yoga. Cieeee. Karena merasa badan enak, pas kembali ke Malang bela-belain jauh-jauh ikut kelas yoga. Hasilnya? Mungkin next month aku fitness aja. Aku nggak telaten ikutan yoga. 

Sebenernya sih acaranya nggak sesimple itu. Lha 4 hari coba. Tapi singkatnya sih begitu. 

Kesanku ikutan workshop ini
- Bersyukur pakek banget. Ilmunya itu lhooo. LUAR BIASA.  Bayangin kalo kursus nulis sendiri. Bayar Al tuh berapa? Hotelnya? Makannya? Ulala. Bisa-bisa kugadaikan laptop, cincin, gadget, bedak, dll.

- Merasa tercerahkan.
Dan berefek pada hari setelah pulang workshop. Jadi kepikiran sama draft novel yang belum selesai kutulis.

- Bahagia bisa jajan di Bandung :D. Meskipun pas pulang belanja ini itu nyaris nggak muat di travel bag.

- Pancake di hotel ini endang gulindang. Nggak bau telur. Empuk. Aroma butternya terasa. Apalagi yang dikasih taburan gula halus. Duh, berasa di surga. Selama ini makan pancake aneka topping nggak berkesan. 

Tapi di SanGria ya ampuuuun, rasa butternya bikin pingin nambah, nambah, dan nambah. Sarapan padahal. Gimana nggak montok coba pulang dari sana? Di antara semua menu yang ada, aku ngefans akut sama pancake-nya. Sama dessert menunya juga. Yaitu Baked Banana. Jadi pisang entah diapain, dikasih krim. Abis dua gelas pemirsa. Malam-malam pula. Selamat datang bohay hahahaha.

Kalo menu utamanya, mmm, seperti biasa kalo makan menu resto hotel. Aku kan wong kampung ya. Jadi berkali-kali merindukan tempe penyet dan telur dadar. Telur dadar lho, bukan omelet. Wkwkwkwk. Sumpah! Telur dadar is the best deh! Nggak peduli di hotel manapun. Segala menu, masih lebih nikmat makan telur dadar yang dipadu sama nasi dan sambal :D.

Tragedi nggak mengeenakkan:
- sepatuku solnya copot. Hadeeh. Akibat dari packing asal-asalan. Asal ngambil sepatu tanpa pikir panjang.

Kerugian:
- Nggak berendam di jacuzzi

- Nggak facial di spa


Harapan: Semoga aku bisa nulis jauh jauh jauh lebih baik lagi.

Aamiin.







JADIKAN "MELEK GIZI" MENJADI RESOLUSI BARU DI TAHUN 2015

Sejak kecil, dari SD malah, saya sudah kenal kata “gizi”. Sudah hapal pula definisi gizi sehingga begitu ulangan IPA, nilai saya bagus. 
Lalu, apakah pelajaran tentang “gizi” saya pegang teguh hingga dewasa? Jawabannya: TIDAK. 
Apakah di sekolah SD saya, bahkan mungkin sekolah-sekolah lain memahami betul dan menjunjung tinggi makna “gizi”? Hmm, saya kok sangsi. Lha buktinya di sekolah-sekolah banyak dijual makanan tidak bergizi. Ada cilok bersaos merah. Ada kerupuk yang menggunakan boraks. Ada snack yang isinya mayoritas bahan kimia, pengawet, vetsin, dan pewarna. 
Nah, sebenarnya “gizi” itu sendiri apa sih?

A. GIZI
Tadi sebelum nulis blog ini saya cek di aplikasi KBBI yang terpasang di gadget. Ternyata gizi adalah zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan. 

Mumpung Hari Gizi Nasional baru saja lewat yakni 25 Januari 2015 lalu, mari kita renungkan. Sudahkah kita menyuguhkan makanan dan minuman bergizi untuk keluarga kita? Sudahkah kita berusaha memberikan makanan yang “bagus” untuk kesehatan orang-orang yang kita cintai?
Kalau belum, ayo berubah. Sudah saatnya kita melek gizi dan peduli pada kesehatan diri juga orang-orang yang kita sayangi.

B. MANFAAT MAKANAN DAN MINUMAN BERGIZI
Saya mengenal menu bergizi ketika diet. Jadi apapun yang saya makan “wajib” memiliki nutrisi yang bagus untuk tubuh. 

Hasilnya,penyakit maag, pusing, kram ketika menstruasi, lenyap. Saya juga merasa lebih fit dan tidak mudah capek. Dan, badan jadi menyusut hingga akhirnya saya memiliki berat badan yang normal.

Efek lain dari mengkonsumsi menu bergizi berdasarkan artikel yang saya baca adalah:
1. Menurunkan risiko cacat.
2. Menurunkan angka orang sakit.
3. Menurunkan angka kematian.
4. Menurunkan angka penderita gizi buruk.
5. Menambah tinggi tubuh. 
6. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
7. Meningkatkan kecerdasan otak

C. PENTINGNYA POLA HIDUP SEHAT DAN GIZI SEIMBANG
Beberapa waktu lalu saya membaca koran lokal kota Malang. Isinya cukup mengejutkan. Bahwa jumlah diabetes juga mengincar anak berusia di bawah 14 tahun. Tercatat ada lima pasien anak yang menderita diabetes  pada tahun 2014. Ini cuma di Malang saja. Bagaimana dengan kota lain?

Selain diabetes, kasus hipertensi anak juga menimpa tetangga saya di salah satu desa di Lumajang. Sang anak masih SD, sudah diopname karena menderita darah tinggi. Bayangkan!
Belum tamat sampai di situ. Ketika saya iseng cek gula darah di sebuah mall, sang SPG bercerita kalau kenalannya yang masih SMA terkena luka dan tak sembuh-sembuh. Begitu dicek darah, yang bersangkutan gula darahnya tinggi.

Melihat kondisi sekarang dimana penyakit generatif bukan lagi ancaman bagi orang dewasa atau lansia, namun juga anak-anak, kesadaran akan pola makan sehat dan gizi seimbang harus ditingkatkan. Obesitas pada anak-anak bukan lagi kelucuan yang patut dibanggakan. Namun diwaspadai. Jangan sampai anak-anak kita menderita penyakit degeneratif sejak dini.

Semua bermula dari pola hidup sehat yang meliputi pola makan, olahraga,  dan asupan gizi. Sebaiknya sebelum makan atau memberikan makanan, kita berpikir dulu. Ini yang saya makan sehat, tidak? Bergizi tidak? Jadi kita tidak sia-sia memasukkan makanan ke dalam perut. Biasanya kan kita seringnya mengutamakan sensasi “enak” ketimbang berpikir realistis.

Kesadaran akan pola hidup sehat dan gizi seimbang sebaiknya dimulai sejak dini. Sejak hamil bahkan. Saya pernah membaca seorang artis, chef, yang getol sekali mengkampanyekan pola hidup sehat. Dia rela bersusah payah memasak untuk anaknya. Sejak kecil anaknya tak pernah diberi makanan yang mengandung vetsin, gula dan garam yang tinggi. Hah? Kok bisa?

Rupanya sang artis tersebut menyiasati rasa “manis” dengan madu dan kayumanis. Kalau masak garamnya cuma sedikit. Menurutnya, gula itu miskin nustrisi. Tak bergizi. Bandingkan dengan madu yang kaya manfaat bagi tubuh. Dia juga menyiasati permen dengan buah. Akibatnya ketika anaknya sudah mulai besar, tidak keranjingan jajan makanan yang mengandung gula dan garam tinggi.

Menerapkan pola hidup sehat memang agak ribet. Saya juga mengalaminya ketika sedang berdiet. Segala makanan dimasak sendiri. Namun efeknya juga menghemat ongkos silaturahim ke dokter. Mungkin kelak kalau sudah punya asisten rumah tangga keribetan bisa dikurangi :).

Yuk ah, mulai sekarang berusaha menyuguhkan makanan berkualitas yang bergizi tinggi. Memperbanyak buah dan sayur. Memperhatikan cara memasak agar nutrisi tidak hilang. Bukan menyajikan makanan yang sekadar lezat namun miskin nutrisi.

D. HARI GIZI NASIONAL
Masalah gizi sudah mulai digalakkan di Indonesia sejak tahun 1950-an. Pemrakarsanya adalah Bapak Gizi Indonesia yaitu Prof. Poorwo Soedarmo. Beliau mengepalai sebuah lembaga yang dikenal dengan LMR atau Lembaga Makanan Rakyat.

Hari Gizi Nasional pertama diadakan oleh LMR pada pertengahan 1960. Hari Gizi Nasional awalnya dilaksanakan demi mengenang perekrutan tenaga gizi Indonesia yang ditandai  dengan berdirinya Sekolah Juru Penerang Makanan tanggal 26 Januari 1951. 

Begitulah, akhirnya disepakati kalau Hari Gizi Nasional ditetapkan pada tanggal 25 januari. Jadi, tanggal 25 januari disebut sebagai Hari Gizi Nasional.

E. KARNAVAL AYO MELEK GIZI

Foto diambil dari: http://nutrisiuntukbangsa.org

Pada Hari Gizi Nasional beberapa waktu lalu, PT. Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) yang notabene adalah perusahaan nutrisi untuk ibu dan anak, bekerjasama dengan beberapa komunitas gizi. Mereka mengadakan kegiatan berupa karnaval. Bukan karnaval biasa. Namun karnaval gizi yang disebut sebagai “Karnaval Ayo Melek Gizi”.

Kegiatan ini dibuka oleh Ibu Heppy Farida Djarot, istri wagub Jakarta dan Presdir Sarihusada yakni Oliver Pierredon. Ada sekitar 400 peserta yang berparade mulai dari Monas hingga Bundaran HI. Para peserta mengenakan atasan berupa kaos merah.
Acara berlangsung bersamaan dengan Car Free Day di Monas, Jakarta.

E.1 Tujuan
Tujuan dari kegiatan karnaval gizi adalah untuk berpartisipasi dalam meningkatkan pentingnya kesadaran gizi pada masyarakat Indonesia melalui pembelajaran atau edukasi mengenai gizi dan pentingnya gizi diperkenalkan sejak dini.

E.2 Latar Belakang
Menurut Presiden Direktur Sarihusada, Olivier Pierredon, pertumbuhan ekonomi di Indonesia sudah cukup bagus. Hanya saja Indonesia masih menghadapi persoalan gizi seperti stunting (kuntet) pada anak. Banyak anak Indonesia yang pendek dan tingginya di bawah rata-rata.
Maka dari itulah Sarihusada mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan karnaval “Ayo Melek Gizi”. Sekaligus mengenalkan dan memberikan edukasi tentang status gizi kepada masyarakat melalui cara yang unik dan menghibur.

E.2 Kegiatan “Karnaval Ayo Melek Gizi”

Karnaval Ayo Melek Gizi dimeriahkan oleh:
1. Parade Sepeda Onthel. Sepeda Onthel dilengkapi dengan semacam tampah bertuliskan huruf-huruf yang jika digabung akan membentuk tulisan “AYO MELEK GIZI”.  Sepeda Onthel juga dilengkapi dengan sayuran hijau yang bergizi dan bermanfaat bagi tubuh.
Parade Sepeda Onthel. Foto diambil dari: www.antaranews.com

2. Parade Ondhel-ondhel. Ondhel-ondhel dilengkapi dengan aneka buah-buahan seperti pisang, jeruk, timun, dll. Pokoknya unik deh.
Karnaval Ondhel-ondhel. Foto diambil dari: Kanalnews.co

3. Parade kostum buah dan sayur.
Peserta menggunakan topeng dan hiasan berbentuk buah-buahan.
Karnaval Kostum. Foto diambil dari Sindonews.com

4. Parade musik tradisional
Parade di atas memiliki rute: Monas-Bundaran HI-Monas.
5. Selain parade, acara juga dimeriahkan oleh kehadiran Chef Muto yang dikenal sebagai “Kungfu Chef”. Chef Muto memperagakan demo memasak makanan sehat dan bergizi.
6. Program edukasi dan konsultasi gizi gratis
7. Pembagian susu kepada anak yatim sebanyak 2015 box.

Saya bisa membayangkan kemeriahan acara ini. Pasti sangat seru dan asyik. Baru kali ini saya mendengar ada kegiatan karnaval gizi.
Semoga acara seperti ini tidak cuma ada di Jakarta. Semoga bisa ditiru oleh kota-kota lain sehingga program edukasi gizi semakin menyeluruh dan merata di seluruh Indonesia. Yuk jadikan  "Melek Gizi" menjadi salah satu resolusi di tahun 2015:)

Referensi:
www.jaringnews.com
www.dancommunity.com
www.nutrisiuntukbangsa.org
www.gizi.depkes.go.id
www.tribunnews.com
www.republika.co.id
www.antaranews.com
www.kanalnews.co
www.sindonews.com


dibuka oleh Ibu Heppy Farida Djarot, istri Wakil Gubernur Jakarta serta Presiden Direktur Sarihusada Olivier Pierredon - See more at: file:///D:/LOMBA/FEBRUARI/lomba%20blog%20gizi/sarihusada-gelar-karnaval-ayo-melek-gizi.htm#sthash.cXZJYEhF.dpuf

JAGA KECANTIKAN DIRI, JAGA LINGKUNGAN

Jerawatan? Wajah kusam? Itu adalah masalah kulit saya sejak SMA. Kalau cuma kusam masih lumayan lah. Yang membuat tidak percaya diri adalah ...