Alhamdulillah, novelku terbit. Perasaanku campur aduk. Terharu, ingat almarhumah Ibu. Aku ingat betul beliau berkata selagi sakit, "Ibu doakan, semoga cita-citamu terkabul." Biasanya kalau ada naskah yang dimuat Ibu girang bukan kepalang. Biasanya kalau telpon beliau nanya, ada yang dimuat lagi? Tadi pagi aku ngayal, kalau Ibu masih ada, beliau pasti nggak berhenti tersenyum ya. Ah, jadi mellow begini.
Anyway, pas post kabar terbitnya novel di atas, beberapa teman menyebut "keren". Bangga sih. Hanya saja aku berusaha realistis ya. Yang keren mutlak, tentu bukan aku. Karena izin Tuhan, yang kasih ide dan melancarkan semuanya, doa Ibu, support Bapak, keluarga, kerabat, teman-teman (duh, love semuanya deh pokoknya), teman-teman di BIP, Mbak editor juga. Nggak kebayang kalau aku sendirian rasanya mustahil buku di atas bakal jadi. Dan, kata ""keren yang sebenarnya nanti ditentukan oleh pembaca.
Kenapa saya nulis buku ini? Karena di kalangan remaja, kasus Selina (seperti dalam tokoh novel), banyak. Remaja yang terobsesi pada sesuatu, nggak terhingga banyaknya. Di sini, aku mengangkat realita yang ada. Sambil berharap semoga para pembaca bisa menarik pelajaran dari kasus novel "Terobsesi Padamu" itu.
Novel ini bukan novel romance yang mendayu-dayu, karena emang aku nggak enjoy baca roman seperti itu. Memang, cinta si tokoh terlalu besar, tapi nggak melambai-lambai gaya bahasanya. To the point gitu. Lucu. Apalagi ya? Aroma persahabatannya kental.
Untuk harga, aku belum tau. Udah ada di tobuk apa belum, aku juga nggak tau. Kayaknya sih udah.
Semoga saja novel TEROBSESI PADAMU bisa bermanfaat untuk sebanyak-banyaknya pembaca. Semoga di novel berikutnya, tulisanku lebih enak dibaca.
Novel berikutnya yang masih aku godok, kayaknya tebel dan serius. Masih seputar remaja. Aku masih ngutak-ngatik konfliknya. Kapan selesai? Nggak tau hehe. Aku nggak mau buru-buru. Aku ingin total ngerjainnya.
Itu saja. Met hari jumat :D.