Friday, 27 September 2013

Kisah Bella bag. 1

Setelah berbulan-bulan lamanya tempat kosku tentrem ayem damai sentosa, kini kedamaian itu tercemar. Tadinya sih mau nulis terkoyak. Tapi kok kesannya horor seolah ada penjahat. Oke, lanjut.

Ceritanya gini. Ada temen kos, masih kuliah, termasuk baru sih. Bodynya semlohai, rambut sebahu, kulit seputih shampo anti ketombe, trus wajah secantik artis di tipi-tipi yang emang asli cakep. Bukan cakep gara-gara ditemplokin aneka make up. Awal-awal ngekos, dia hidup pas-pasan. Hampir tiap kali makan, menunya mi instan. Karena prihatin, anak-anak kos suka bantu dia. Ngasih mi instan, kalo dia kekurangan tetek bengek anak kos, disumbang.

Nah, ke-pas-pasan dia berubah menjadi berlimpah saat dia (aku kasih nama Bella aja ya) pacaran sama cowok dari kota M. Yang awalnya dia Miss Seret, mendadak dia berubah jadi Miss gadget. Makan mi instan udah lewaaat doooong. Menunya berganti menu-menu menengah ke atas. Dia dimodalin pacarnya, booo!'

Kalo dulu suka ngeluh kehabisan duit, oww, sekarang, harga tiket sejuta dua juta katanya murah meriah. Mungkin kalo ber-banyak orang murah ya. Ini itungannya per orang. Kami anak-anak kos kalo udah dengerin dia sesumbar, pada sok sibuk. Yang kamar pojok nyanyi dangdut, yang kamar tengah nyanyi India, sementara aku nyanyi nggak jelas. Maksudku mau nyanyi Agnes Monica tapi yang keluar malah Chaiya-chaiya. Duh!

Nah, makin hari, Si Bella ini makin menjadi sombongnya. Dan saking sombong bin o'onnya, dia bilang, "Eh, di resto X itu lho enak kalo mau beli makanan Korea." Aku yang awalnya konsen ngetik, langsung duduk tegak. Apa tadi katanya? Restoran X jual makanan Korea? Oh, Si Bella ini sombongnya harus pakek aturan. Jadi dengan ketusnya aku nyeletuk, "Sejak kapan resto X dagang masakan Korea? Tempat itu tuh Chinesse Food. Udah ada sejak zaman duluuuuuuu, mungkin sebelum aku lahir.

"Lho kata temenku iya, Mbak," Bella ngotot. Mungkin udah kadung malu.

Hasyah! Kata temennya. Emang dia pernah menginjakkan sandal di sana? Cerita kok bermodal "katanya".
Aku bales, "Aku kan pernah ke sana. Pelayanannya lamaaaa."
Nah! Kena batunya deh! Bella seketika diam seribu bahasa. Ha! Rasakan kau penyombong nggak pakek tata krama. Kalo mau nyombong mbok ya, emang pernah ngalamin. Bukan bermodal ide cerita "katanya".

Tapi rupanya Bella ini nggak kapok jadi manusia sombong yang tukang pamer. Dia pamer kalo punya pacar baru dari kota U. Pacarnya ini bukan cowok kuliahan. Tapi udah kerja.

Btw, ceritanya bersambung ya... Huaaaa! Ditungguin temen tuh. Byeeeeee :D

50 Dongengku Udah Bereeees!

Yuhuuuu.... Halo, pagi. Halo, weekend. Halo, akhir September. Dan halo, bagi siapapun yang mampir ke blogku hehehehe.

Rasanya excited sekali karena aku sudah menamatkan 50 dongeng. Fiuhhhh. Superlega. Lega karena dah selesai, lega karena kata editor ceritanya oke-oke, lega karena mikir, oh, ternyata aku bisa ya, lega setelah berpuyeng-puyeng. Khusus yang lega karena pujian editor, aku berusaha realistis. Ceritaku itu dipengaruhi oleh banyak hal. Yaitu buku-buku yang kubaca, film, kejadian yang aku lihat dan alami, plus permakan dari editor. Jadi aku nggak mau terlalu geer atau over bangga. Kalaupun nanti pembaca bilang bagus, seru, unik, lucu, Alhamdulillah. Nggak akan seperti itu kalau aku nggak suka baca, nonton, mengamati kejadian sehari-hari. Kalaupun bilang biasa aja dan sama sekali nggak seru, ya, Alhamdulillah. Berarti aku masih harus banyaaaakkkk belajar. Thanks ya, mbak editor :D. Pokoke serasa kursus nulis gratis aja. Alhamdulillah...

Nah. Kalo 50 cerita udah usai, sekarang tinggal ilustrasinya. Masih beberapa cerita yang udah jadi. Masih kurang puluhan lagi. Nggak tau nih bisa terbit sesuai jadwal apa nggak. Semoga aja ya, Aamiin. Kalo pun nggak, yaaa berarti emang takdirnya dibuat nggak on time, dan itu berarti yang terbaik :).

Tugas selanjutnya setelah nulis 50 dongeng adalah: bikin fakta unik. Dikit sih. Sekitar 150an kata. Tinggal browsing-browsing gitu. Yang keliatannya (baru keliatannya nih) puyeng lagi adalah, nyari foto-foto yang berkaitan. Totalnya ada 200 foto. Deziiiiing! Puziiiiiing nggak tuh. Semoga diberi kemudahan aja, Aamiin..

Pas nulis detik-detik terakhir kumpulan dongeng ini, serasa ada keajaiban. Kan aku kurang 11 dongeng. Aku kirim 5 sinopsisnya ke editor sekitar hari senin 23 September kemarin. Baru sinopsis lho ya. Mbak editor bilang, "Jadwal nulisnya diperketat ya, Mbak." Huaaaa, diriku dilanda panik. Apalagi, pas lagi asik email-emailan ada kabar kalo ibunya temen akrabku wafat. Ya sudahlah, email-emailan aku tinggal. Keesokan harinya, pagi-pagi juga aku langsung ke rumah duka buat nemenin sahabatku sejak kuliah itu. Dan aku masih kurang 6 sinopsis lagi sodara. Gawat, gawat, gawat! Tiap abis solat aku berdoa, minta kemudahan.

Alhamdulillah, sepulang dari sana, benih-benih ide bermunculan di kepala. Termasuk ide yang terinspirasi dari buku Titik Nol karya Agustinus Wibowo. Allah itu Subhanallah ya, kalo kasih ide. Udah deh. Enam sinopsis aku serahkan siang-siang. Dan kamis tanggal 26 September, 11 dongeng sudah aku email.  Kemarin direview sama Mbak editor dan nggak terlalu banyak revisi. Alhamdulillah.

Pas aku baca ulang ceritaku, hihihi, aneh-aneh dan lucu. Walaupun ceritanya mengandung pesan moral, tapi ciri khasku masih keliatan. Aseeeeekkkk. Makasih ya, Mbak editor :D.

Mmmm, menemukan ide 50 cerita itu nggak mudah. Sebenarnya mungkin bakal mudah kalau nggak mepet deadline. Aku sangat bersyukur karena hobi baca, hobi nonton, dan diberi kemudahan untuk menjaring ide. Jujur, sebenernya apapun yang aku tulis, itu bukan murni khayalanku. Bukan benar-benar hasil imajinasiku. Isi ceritaku nggak jauh-jauh dari apa yang tertangkap oleh panca inderaku. Kalau bisa aneh-aneh, nah itu karena aku terbiasa membaca dan menonton sesuatu yang isinya nggak biasa. Tapi sebenernya basicnya ada di dalam kehidupan nyata. Ada buku kan ya, judulnya Normal Is Boring. Nah! Kayaknya buku itu aku banget. Hahahaha.

Nanti deh kalo udah terbit, bagi siapa pun yang membaca, boleh tanya-tanya seputar penulisan buku itu. Di blog ini boleh, tapi mungkin balesnya bakal rada telat. Di inbox facebook juga boleh. Mungkin mau nanya, "Kok bisa kepikiran nulis cerita gini?", "Ide cerita ini dari mana?", dst. Semoga bisa terbit on time, Aamiiin :)

Oke deh sekian dulu. Aku mau olahraga nih. Yuk, gerakin badan :)






Monday, 16 September 2013

WHEN I WASN'T ON THAT LIST

Hari ini adalah hari paling bersejarah dalam dunia menulis aku. Naskah novelku nggak lolos seleksi. Jeng jeng! Dan, naskah pendekku juga nggak lolos seleksi. Jeng jeng babak dua.

Apakah aku kecewa? Nggak hahahaha. Entahlah. Mungkin karena akhir-akhir ini aku kelewat stres, mungkin karena aku mulai jaga jarak dengan menulis cerita (sebab utangku numpuk dan aku nggak tau gimana musti ngerjainnnya). Jadi begitu tau I wasn't on that list, ya sudah. Biarkan saja. Aku sudah cenat-cenut nih mikirin naskah nggak kelar-kelar. Mungkin aku manja ya... Mungkin bagi yang lain, udah normal kali ya ngerjain naskah nggak kelar-kelar sementara deadline semakin mendekat.

Mungkin aku bisa menyelesaikan semuanya bila begadang. Mungkin. Mungkin aku bisa membereskannya kalau ngetik sampai tanganku kram. Mungkin. Tapi nggak jamin juga. Pernah pas weekend aku nekat mau ngerjain 5 cerita aja sehari. Ya ampun, kepalaku serasa dibor. Aku nggak bisa. Nggak bisa.

Mendadak bikin cernak seperti melakukan pekerjaan membelah gunung. Mendadak nyari ide seperti diminta nyari sebutir emas di antara lautan pasir. Mungkin terdengar berlebihan. Tapi swear deh. Akhir-akhir ini aku sumpek pek pek. Sungguh! Nulis cerita anak berpesan moral itu nggak semudah angkat beban. Bagi orang lain mungkin gempil. Bagiku, susahnya nggak kira-kira.

Tapi karena aku orangnya optimis  *cieeee*, tiap kali mau ngerjain, aku wanti-wanti sama diri sendiri. Aku harus bersyukur karena punya kesempatan mengerjakan buku ini. Kapan lagi coba? Dulu aku kepingin gimana caranya punya buku, sekarang setelah ada pesanan begini, bukankah ini sebuah Maha Anugerah?

Ah, mungkin karena efek PMS aku jadi jenuh sejenuh-jenuhnya. Semoga saja ya. Aamiin 1000x. Semoga selanjutnya aku kembali menggebu-gebu.

Saturday, 14 September 2013

Kisah Tiara

Sebut saja namanya Tiara. Dia berkecimpung di dunia kesehatan. Dia temenku. Bukan sahabat lho ya. Dia berasal dari keluarga yang tidak utuh. Ortunya cerai, bapaknya nikah lagi. Katanya, bapaknya itu udah cuek abis sama dia. Katanya!

Tiara ini punya pacar. Sebut saja Dodi. Dodi ini ada di kota lain.

Nah, selama pacaran sama Dodi, Tiara mendadak jadi makhluk bodoh. Dodi yang playboy, yang temperamental, yang nggak ada cakep-cakepnya, yang suka minta duit sama Tiara, yang suka ngembat barang-barang berharga Tiara, dipuja habis-habisan. Aku sampe melongo kalo denger Tiara curhat. Kadang dia ditabok, dipukul, dijambak. Dan Tiara bisanya cuma nangis-nangis, trus cinta lagi setelah si Dodi minta maaf. Ya ampuuun! Ini yang salah Tiara yang kelewat o'on, atau Dodi-nya yang terlalu kejam? Dua-duanya salah menurutku!

Parahnya lagi, Tiara ini sampe rela dihamili Dodi. Ketika Tiara hamil, Dodi ini malah selingkuh sana-sini. Buset! Keparat sekali ya! Kalo aku jadi Tiara udah aku tendang, aku tinju, aku tonjok aja Dodi ini. Hehehe. Semoga aku bukan the 2nd Tiara. Semoga aku nggak berubah jadi makhluk bodoh. Semoga keturunanku, ponakan-ponakanku, orang-orang tercintaku, juga nggak jadi makhluk bodoh. Bodoh seperti Tiara maksudku.

Alhasil Tiara ini nagis gerung-gerung, berdukacita semaksimal mungkin, mabuk, ngobat, trus nekat mau bunuh diri. Astagaaaahhhhh!

Oya, aku juga nggak tau kalo dia hamil. Perutnya nggak besar tuh. Aku tau dari temennya. Plus curiga juga kok bisa dia kayak orang kesurupan begitu tau pacarnya selingkuh. Singkat cerita, akhirnya pacarnya balik lagi sama Tiara.

Trus gimana dengan kehamilannya? Yak, Tiara sukses aborsi. Bayinya dikubur entah di mana. Katanya, Tiara suka kebayang-bayang sama bayinya ini. Hiiii, ngeriiiii.

Trus, gimana hubungannya dengan si Dodi sekarang? Yak, putus pemirsa. Si Dodi punya pacar banyak. Cewek-cewek suka nginep di kontrakan dia. Ckckckckck. Duh, semoga orang-orang yang kusayangi nggak sebejat Dodi ini. Dodi ini kerjanya mabuk, ngobat, nge-sex. Apakah Dodi berasal dari keluarga yang nggak utuh? Nggak! Dia berasal dari keluarga baik-baik yang full kasih sayang.

Ini cerita nyata lho ya. Bukan imajinasiku.  Ini cuma satu Tiara yang aku tau. adakah Tiara-Tiara lain di luar sana? Aku rasa banyak. Oh, semoga aku nggak berubah seperti Tiara. Cinta emang buta. Beneran buta.



Friday, 6 September 2013

EDISI PUYENG TAPI HEPI

Hari ini, Jumat tanggal 6 September 2013 tepatnya, aku nggak nulis. Habis solat subuh aku malah jalan pagi, habis maghrib juga jalan-jalan nyari bakso. Emang yang 50 dongeng udah beres? Belum. Emang udah MAU beres? Belum. Lah, kenapa nggak dilanjutin? Jawabannya: karena puyeng bin jenuh hihihi.

Sumpah hari ini pikiranku exhausted sekali. Alhamdulillah otakku nggak konslet. Yang bikin stresnya apalagi kalo bukan yang 50 cerita itu. Bukannya aku kehabisan ide. Kalo ide yang absurd dan unik, Alhamdulillah, stokku mencukupi. Tapi kalo ide yang lurus dan baik-baik saja alias normal, aku BELUM menemukan lagi. Macet nih ceritanya.

Jadi aku ngapain dooongg? Jalan-jalan lah pastinya. Hunting bakso sama temen. Ini baru pulang, trus ngeblog. Habis ini mungkin baca Selimut debu-nya Agustinus Wibowo.

Buku ini seru lho. Bagus. Apa ya, membuka wawasan baru. Oh, Afganishtan itu begini. Oh, penduduknya begini. Oh, kondisi alamnya begini. Aku dibuat terheran-heran. Kupikir Khaled Hossaeni lah yang dulunya berlebihan menggambarkan sikon Afganishtan. Kupikir koran-koran terlalu lebay menurunkan berita. Tapi kenyataannya memang seperti itu. Menakutkan sekaligus menyedihkan :(.

Opium, penembakan, bom, homoseksual, dan perbuatan kriminal-kriminal menakutkan lainnya, terpampang nyata di negara itu. Membaca buku ini membuat aku bersyukuuuuuurrr sekali ditakdirkan tinggal di Indonesia. Di sini listrik banyak. Mati lampu sejam aja hebohnya nggak ketulungan. Di sana? Udah biasa nggak ada listrik. Di sini mau jalan di mana pun aman, di sana? Banyak ranjau bertebaran kayak kerikil. Huaaa! Seram! 

Aku belum baca sampe tengah-tengah sih. Karena meskipun rajin baca, kecepatan membacaku lambat untuk buku-buku seperti ini. Beda sama buku yang full action. Mbok ya sampe tengah malam mataku terang benderang. Hehehe

Mungkin minggu Selimut Debu-nya aku balikin ke perpus kota. Lah, kan belum tamat? Emang aku suka begitu kalo baca. Kadang sampe tengah-tengah, udah stop. Baca novel roman apalagi. Baru 2 bab pertama udah garuk-garuk. Tapi aku paksa aja baca. Sekadar tau. Aku bisa betah namatin buku setebal apapun, kalau isinya menghipnotis. Macam bukunya Dan Brown, Khaled Hossaeni, Paolini, Jonathan Stroud, dll. Tipe-tipe buku begini ini bisa selesai dalam waktu 1-2 hari (kalo wiken). Tapi kalo bukan wiken, paling semingguan lah.

Bagaimana dengan besok? Masih nggak nulis. Ngeblog mungkin iya. Trus ngapain? Ya jalan-jalan lagi dong hahaha. Minggu lalu abis halal bihalal aku pergi tanpa tujuan bareng temenku. Asal jalan aja. Ujung-ujungnya makaaaaannnn terus sampe kekenyangan. Ketawa-ketiwi tiada henti. Dari pagi sampe jam 8 malem baru pulang. Nggak penting banget ya? Terkadang kegiatan nggak penting itu perlu dilakukan demi menyeimbangkan kegiatan yang penting. Menurutku sih. Haha sok filosofis yeeee.

Udah dulu lah, ngeblognya. Yah, yang penting nulis walaupun cuma segini aja. Have a nice weekend semua :)



JAGA KECANTIKAN DIRI, JAGA LINGKUNGAN

Jerawatan? Wajah kusam? Itu adalah masalah kulit saya sejak SMA. Kalau cuma kusam masih lumayan lah. Yang membuat tidak percaya diri adalah ...