Judul : Sang Juara
Penulis : Al Kadri Johan
Penerbit : Republika (Lini Anak dan Remaja ALIF)
Tebal : 198 halaman
Terbit : September, 2016
Dunia anak-anak adalah dunia kebahagiaan. Namun pada kenyataannya tidak semua anak bisa merasakan kebahagiaan pada masanya. Saat anak-anak kebanyakan bebas berangkat bersekolah, di negeri ini masih banyak jumlah anak yang terpaksa putus sekolah. Seperti kisah Ayung dalam novel “Sang Juara”.
Ayung adalah anak sulung, dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya sudah meninggal. Ibunya membuat kue yang kemudian dijual keliling oleh Ayung. Ayung terpaksa putus sekolah untuk meringankan beban ibunya. Kehidupan Ayung berjalan sebagaimana mestinya sebelum akhirnya ia dipertemukan oleh Om Johan. Om Johan adalah mantan pemain bulu tangkis kawakan namun karena kesalahannya, kehidupan Om Johan jadi terpuruk.
Adalah Buce yang selalu peduli pada Ayung, menyemangati Ayung untuk bertanding bulu tangkis dengan Om Johan. Di luar dugaan, Om Johan kalang kabut dan Ayung pun memenangkan pertarungan. Kemampuan Ayung membuat Om Johan punya ide. Ia ingin memanfaatkan Ayung untuk kepentingan dirinya. Ya! Ayung akan dijadikan umpan taruhan alias berjudi. Tentu saja Ayung menolak!
Namun suatu ketika pertahanan Ayung untuk mendapatkan uang halal semakin terdesak. Saat Ayung melihat Om Johan, ia menyatakan setuju dijadikan umpan taruhan. Kalau pihak Om Johan menang, Ayung akan dapat bayaran tinggi. Cukuplah untuk membelikan keperluan sekolah Uci, adiknya. Namun saat Ayung hendak bertanding, tiba-tiba Buce datang (Hal. 64).
Buce menghentikan niat Om Johan, bahkan ia sudah memberikan pelajaran untuk mantan pebulutangkis tersebut. Om Johan jengkel. Namun lambat laun hubungan Om Johan dan Ayung membaik. Bahkan Om Johan memberitahu Ayung kalau akan ada Lomba Bulu Tangkis Anak se-DKI. Hadiahnya uang dan beasiswa sekolah.
Ayung ingin mengikuti kompetisi tersebut. Namun kendala yang berat muncul. Ibu Ayung tidak setuju. Beliau ingin Ayung menjadi penjaja kue saja. Kenyataan tersebut membuat semangat Ayung putus asa hingga ke titik terendah. Akankah Ayung akan tetap ikut kompetisi tersebut? Bagaimana jika ibunya tahu? Jawabannya ada di novel ini.
Novel “Sang Juara termasuk buku anak yang cukup inspiratif. Tokoh dalam buku ini bisa menularkan semangat dan pembelajaran pada anak untuk berempati. Beberapa quote alias nasihat bijak bertebaran. Salah satu quote favorit saya adalah: “Jemputlah takdirmu, Nak. Tapi kalau gagal jangan berburuk sangka kepada Allah.” (Hal 182).
Selain inspiratif, salah satu kelebihan buku ini adalah mengangkat cerita yang tidak pasaran. Yakni bercerita tentang “bulu tangkis”. Dengan demikian secara tak langsung buku tersebut sudah memperkenalkan bulu tangkis selaku cabang olahraga andalan tanah air kepada anak-anak Indonesia.
1 comment:
Thanks
Post a Comment