SELAI
BUATAN STELLA
Bu Thompson adalah seorang janda
pembuat selai yang sangat terkenal di Kerajaan Greenland. Ia mempunyai seorang
putri cilik bernama Stella. Berbeda dengan Bu Thompson yang hobi memasak,
Stella justru tidak menyukai kegiatan masak-memasak. Bagi Stella memasak adalah
hal yang rumit dan ia sama sekali tidak
berminat.
Suatu hari Bu Thompson akan pergi ke
kota untuk menjenguk adiknya yang baru melahirkan. Ia menyuruh Stella untuk
menjaga toko selai miliknya.
“Kalau ada yang pesan selai selain
yang ada di sini, tolong suruh dia untuk datang kembali nanti sore ketika Ibu
sudah pulang,” jelas Bu Thompson pada Stella. Stella mengangguk. Akhirnya Bu Thompson berangkat.
Tak lama setelah Bu Thompson pergi,
para pembeli sudah ramai berbelanja di toko selai. Tepat menjelang tengah hari
selai yang tersisa hanya satu yakni selai nanas. Stella terus menunggu pembeli
yang akan membeli selai nanas tersebut.
Tiba-tiba datanglah gerombolan orang
berkuda. Salah satu orang yang berkuda turun mendekati Stella.
“Selamat siang, Tuan,” sapa Stella
ramah.
“Selamat siang juga, gadis kecil.
Bisakah aku membeli sekeranjang selai?” tanya si pemuda berkuda.
“Oh sayang sekali.. Selai yang tersisa
tinggal satu toples, Tuan. Ibu sedang pergi. Kalau mau, Anda bisa datang lagi
kemari nanti sore. Beliau pasti sudah datang,” papar Stella lembut.
“Kalau begitu, kau harus
membuatkannya, Nak.. Karena raja ingin makan selai siang ini juga,” tegas si
pemuda berkuda.
Stella melongo tak percaya. “Ehm..
maaf Tuan, saya tidak bisa membuat selai. Biasanya Ibu yang membuat,” ujar
Stella.
“Kalau kau menunda sampai nanti sore,
berarti kau telah mengecewakan sang raja. Ayo cepat. Buatkan sekarang” perintah
pemuda berkuda itu.
Mau tak mau Stella akhirnya
mengangguk. Kemudian Stella berpamitan untuk membuat selai di dapur. Setiba di
dapur Stella kebingungan. Ia sama sekali tak tahu menahu tentang resep dan tata
cara pembuatan selai. Stella melongok ke dalam karung-karung yang berjajar di
belakang tungku. Ada sekarung apel, sekarung strawberry, sekarung nanas,
sekarung sirsak dan sekarung kelapa.
Stella nekat. Ia mengambil lima belas
buah apel, lima buah strawberry, dan lima buah sirsak. Sengaja Stella mengambil
ketiga buah tersebut karena mudah dikupas. Setelah semua bahan diambil
dagingnya, Stella meletakkannya di dalam alat penghalus terbuat dari kaca yang
didalamnya terdapat beberapa pisau kecil. Kemudian bahan-bahan yang sudah halus
dimasukkan ke dalam wadah alumunium yang terdapat di atas tungku. Stella
mencampur bahan-bahan halus tersebut dengan beberapa cangkir gula, bubuk kayu
manis, dan ekstrak vanilla cair yang terdapat di sebuah botol kecil. Kemudian
Stella mulai mengaduk.
Setelah bahan-bahan yang dipanaskan
tersebut sudah terlihat sedikit kering dan tak berair lagi, Stella mematikan
api sambil terus mengaduk selai yang masih panas supaya cepat dingin.
Selanjutnya, ia memasukkan selai yang sudah dingin ke dalam toples-toples
kecil. Lalu Stella mengambil keranjang hias dan meletakkan beberapa toples
selai ke dalam keranjang tersebut dan membawanya keluar.
“Nah, Tuan, selai telah saya buat.
Saya tidak tahu apakah selai buatan saya ini cocok untuk baginda raja. Bila
memang nanti baginda raja kecewa dengan rasanya, saya mohon maaf,” ujar Stella.
“Baiklah, Nak.. Kami bawa dulu selai
buatanmu ini,” kata si pemuda utusan raja .
Keesokan harinya, Bu Thompson
dikejutkan dengaan kedatangan seorang utusan raja yang mencari Stella.
“Kemarin anak ibu membuatkan selai
untuk raja. Sekarang, tolong panggil dia,” perintah utusan raja pada Bu
Thompson.
“Ya Tuhan Stella! Pasti rasa selai itu
kacau.Oh tidak!Stella!! Stella!!” teriak Bu Thompson panik. Stella datang.
“Stella, kau dicari utusan raja, Nak.
Kau pasti telah membuat selai yang aneh,” ujar Bu Thompson khawatir. Stella
sedikit takut.
“Ada apa, tuan?” tanya Stella pada
utusan raja.
“Kau telah mengecewakan raja, Nak,”
“Benarkah? Maafkan saya, Tuan. Saya
tidak bermaksud mempermainkan Baginda Raja,” tutur Stella terisak.
“Raja kecewa karena kau hanya membuat
selai beberapa toples. Raja kurang puas. Bisakah kami membeli selaimu lagi?”
“Oh!!!” Stella memekik tertahan lalu
menghambur memeluk Bu Thompson.
“Kau hebat, Stella. Kau memang anak
berbakat,” bisik Bu Thompson bangga.
Stella melepaskan pelukannya. “Baiklah
saya akan membuat selai yang banyak untuk raja,” ujar Stella.
Sejak saat itulah selai buatan
Stella menjadi terkenal seperti selai
buatan ibunya.
No comments:
Post a Comment